Sampoerna University Bright Future Talks: Kunci Sukses Transformasi Pendidikan di Indonesia
IndonesianJournal.id, Jakarta – Sebagai penyelenggara pendidikan kelas dunia, Sampoerna University melalui Faculty of Education menghadirkan Bright Future Talks 2024 di awal tahun bertemakan “Transformasi Pendidikan di Indonesia”. Acara yang berlokasi di Student Uniom, Sampoerna Academy, L’Avennue Building, Jakarta Selatan ini diselenggarakan untuk memberikan wawasan terkini kepada para calon pendidik dan mendorong partisipasi mereka dalam meningkatkan standar pendidikan sebagai upaya mendukung percepatan transformasi pendidikan di Indonesia.
Indonesia menghadapi tantangan globalisasi dimana peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan langkah utama dalam menjawab dinamika dunia dewasa ini. Pendidikan tentunya menjadi pilar kunci dalam upaya ini, selain peningkatan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga membentuk karakter yang kuat, serta didukung oleh pemahaman global yang mendalam pada setiap individu. Percepatan transformasi pendidikan di Indonesia diarahkan menuju standar internasional, seperti yang tercermin dalam partisipasi Programme for International Student Assessment (PISA). Melalui pendekatan ini, Indonesia tidak hanya memperkaya potensi SDM tetapi juga memastikan kesiapan menghadapi tantangan global dengan perspektif yang luas dan kompetitif.
Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, peringkat PISA 2022 di Indonesia meningkat 5-6 posisi dibanding tahun 2018. Hal ini disebabkan oleh beberapa negara baru yang masuk mengikuti penilaian PISA dan banyak juga yang mencatatkan penurunan skor lebih besar di negara-negara maju dimana skor PISA-nya sudah tinggi. Akan tetapi dari segi skor, PISA 2022 Indonesia masih jauh di bawah rata-rata dunia bahkan ASEAN.
Bapak Anindito Aditomo selaku Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia menyatakan strategi pendidikan di Indonesia harus difokuskan pada peningkatan kualitas pembelajaran. “Indikator yang dipakai untuk mengukur kinerja keberhasilan pembangunan bukan hanya tingkat partisipasi, tetapi juga kualitas pembelajaran. Indonesia sudah cukup berhasil menyediakan akses ke pendidikan dasar dan menengah.
Namun dari segi kualitas, Indonesia masih punya banyak pekerjaan rumah. Hal ini terlihat dari hasil PISA, yang menunjukkan bahwa pandemi malah memperparah krisis belajar yang sudah lama kita hadapi. Untuk mengatasi hal ini diperlukan transformasi sistemik yang konsisten melalui tiga hal; menetapkan peningkatan kualitas pembelajaran sebagai tujuan, menerapkan kurikulum yang juga berfokus pada kualitas pembelajaran, dan tentu membantu guru untuk terus meningkatkan kompetensinya,” ujar Pak Anindito.
PISA merupakan alat ukur untuk membandingkan kualitas pendidikan siswa di tingkat internasional yang dilakukan setiap tiga tahun sekali. Tujuannya tidak hanya untuk pencapaian akademis, tetapi juga untuk memberikan gambaran holistik tentang kekuatan dan kelemahan sistem pendidikan di masing-masing negara yang terlibat, termasuk pada pendidik serta pembuat kebijakan.
Christianus I Wayan Eka Budiartha selaku Dekan Faculty of Education Sampoerna University mengatakan bahwa hasil PISA 2022 Indonesia merupakan tantangan bagi institusi pendidikan, termasuk Sampoerna University. “Kami melihat hal ini sebagai tantangan sehingga kami semakin terpacu untuk terus melanjutkan komitmen kami untuk melahirkan calon pengajar yang profesional, transformatif, dan memiliki pendidikan berkualifikasi tinggi untuk bisa mendukung percepatan transformasi pendidikan di Indonesia, demi meningkatkan skor PISA selanjutnya. Salah satunya dengan memberikan akses pendidikan kelas dunia yang sesuai dengan kebutuhan dan relevansi peserta didik,” ungkap Christianus.
Hadir pada kesempatan yang sama, Pemerhati Pendidikan Doni Koesoema A. menjelaskan mengenai kondisi pendidikan di Indonesia saat ini. “Saya melihat kondisi pendidikan dari sudut pandang pelaku yang ada di lapangan. Saat ini sebetulnya semangat untuk transformasi pendidikan sudah ada dari berbagai pihak. Akan tetapi masyarakat melihat perubahan yang masif ini terlalu cepat dan timbul kegagapan sehingga belum mampu mendobrak kualitas pendidikan di Indonesia. Selain itu hasil pembelajaran siswa berdasarkan kurikulum dan proses belajarnya juga harus dinilai secara objektif. Dan situasi ini tidak lepas dari peran guru yang memiliki banyak faktor di belakangnya. Untuk itu para calon pendidik hendaknya harus memiliki kualitas, motivasi dan passion sebagai pengajar,” jelas Doni.
Faculty of Education Sampoerna University dirancang dengan perpaduan metode pembelajaran ala Amerika Serikat dengan kurikulum Indonesia untuk menghasilkan pendidik transformatif berkualitas tinggi dengan karakter moral dan kepemimpinan yang kuat, keterampilan kompetitif internasional yang bertujuan untuk mempercepat transformasi pendidikan di Indonesia dan siap menghadapi tantangan abad ke-21. Untuk mewujudkan agenda ini, Faculty of Education menawarkan kurikulum yang menekankan pada pendekatan multidisiplin, teknologi baru, keterampilan reflektif dan penelitian, serta integrasi teori-praktik melalui School Experience Program (SEP).
“Di Faculty of Education Sampoerna University, mahasiswa mempelajari teknologi baru sejak awal, tidak hanya terlibat dalam berbagai model pembelajaran, tetapi juga mempelajari keterampilan lain yang berdampak pada pendidikan. Selain menunjang secara akademis, kami juga membekali para mahasiswa dengan berbagai kegiatan yang memungkinkan mereka untuk bisa mengeksplorasi lebih untuk menciptakan inovasi dan mempercepat transformasi pendidikan. Salah satunya dengan School Experience Program (SEP) selama 4 tahun masa pembelajaran, untuk memahami dan melaksanakan pengajaran, serta mengintegrasikan teori-praktik yang dilakukan sejak semester pertama,” jelas Christianus.
Transformasi pendidikan memiliki peranan penting untuk mendorong pembangunan ekonomi negara yang dapat dilakukan melalui langkah dan strategi besar, di antaranya perbaikan sistem kurikulum, kebijakan, metode pengajaran dan berbagai evaluasi untuk menghasilkan lulusan calon pengajar yang berkualitas, siap mengajar, dan memiliki daya saing. Hal ini tentunya diperlukan sistem kebijakan yang konsisten dan berkelanjutan serta dukungan dari semua pihak, baik itu pemerintahan, institusi pendidikan, hingga para pemangku kepentingan.
“Kami berharap acara ini dapat menjadi ruang diskusi berkelanjutan bagi pemerintah, institusi pendidikan, pemerhati pendidikan, serta para calon pendidik untuk dapat membuat suatu perubahan demi percepatan transformasi pendidikan. Salah satunya dengan memberikan wawasan agar para lulusan dan calon pendidik memiliki komitmen kuat untuk dapat memajukan pendidikan di Indonesia serta dapat berpartisipasi dan berkontribusi secara maksimal,” tutup Christianus. (SAM)