Waspada Terhadap Perdagangan Manusia, IOM Rilis Film Pendek “Through The Screen”
Lembaga dunia yang mengurusi urusan pengungsi, IOM, Internation Organization for Migration, bertempat di kawasan perkantoran SCBD, Jakarta, Selasa (25/7) merilis sebuah film yang berdurasi 5 menit.
Film yang digarap bersama dengan Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menceritakan dua sahabat yang terpisah karena salah satunya, Vini, mendapat pekerjaan di luar negeri. Lowongan pekerjaannya sendiri Vini dapatkan dari sebuah akun di sosial media, tanpa sadar peluang kerja di luar negeri ini membuat dia menjadi korban perdagangan manusia.
Kemajuan teknologi dan maraknya penggunaan sosial media dimanfaatkan bagi pelaku perdagangan manusia menjerat calon korbannya.
“Perubahan perekrutan tradisional ke digital memicu pada perdagangan orang lewat dunia maya. Pendekatan inovatif dan kolaborasi diperlukan untuk melawan perdagangan orang dengan cara daring. Kita tidak boleh menunggu sampai ada kasus yang terjadi. Cegah sekarang, jangan sampai menyesal di kemudian hari,” ujar Didik Eko Pujianto, Sekretaris Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler, Kemlu.
Sepanjang tahun 2020 hingga Mei 2023, Kemlu mencatat lebih dari 2.400 WNI telah menjadi korban sindikat penipuan dunia maya. Mengingat tingginya jumlah orang yang terjebak dalam penipuan yang dilakukan secara daring, peningkatan kesadaran tentang rute migrasi yang aman, risiko perdagangan orang, dan penipuan daring, sangat dibutuhkan, terutama dengan target utama kaum muda dan terpelajar di Indonesia. Pembuatan film ini merupakan bagian dari dukungan IOM kepada Pemerintah Indonesia dalam memerangi perdagangan orang, khususnya melalui pelantar daring.
Film ini dikembangkan berdasarkan penilaian kebutuhan dan analisis situasi melalui konsultasi yang erat dengan para pemangku kepentingan terkait, termasuk Kemlu, perwakilan pemerintah di luar negeri, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), dan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), yang juga telah memberikan dukungan kepada para korban.
“IOM memuji upaya Pemerintah Indonesia dalam memerangi perdagangan orang dan melindungi warga negara yang menjadi korban modus operandi yang baru ini. Kami berharap film ini dapat memberikan kontribusi pada upaya yang lebih luas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat umum mengenai tren ini dan membekali para migran dengan informasi yang dibutuhkan dalam rangka pembuatan keputusan yang tepat,” ujar Joshua Hart, Koordinator Program Senior IOM Indonesia.
Acara peluncuran ini dilanjutkan dengan talkshow tentang pencegahan perdagangan orang untuk tujuan kerja paksa. Acara ini mempertemukan pemerintah, organisasi masyarakat sipil, mahasiswa, dan masyarakat umum untuk mendiskusikan tindakan lebih lanjut untuk memberantas perdagangan orang di Indonesia. Acara ini diselenggarakan menjelang peringatan Hari Menentang Perdagangan Orang Sedunia (WDATIP) yang jatuh pada tanggal 30 Juli.