x
Health

Kenali Penyebabnya dan Gejalanya Untuk Cegah Sarkopenia Sejak Dini

  • PublishedJuly 3, 2023

Sarkopenia adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh kehilangan massa, kekuatan, serta fungsi otot. Penurunan massa dan fungsi otot ini terjadi karena adanya bentrok proses katabolisme (penghancuran) dan anabolisme (pembentukan) di dalam sel otot.

Sarkopenia merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada lansia. Berdasarkan hasil penelitian di berbagai provinsi yang dilakukan Harimurti K, dan kawan-kawan yang dipublikasi di tahun 2023 di jurnal terkemuka, Acta Medica Indonesiana, satu dari lima lansia Indonesia diprediksi menderita sarkopenia.

“Selain osteoporosis, sarkopenia merupakan masalah serius yang perlu mendapat perhatian khusus masyarakat luas. Hal ini dikarenakan kesehatan otot tidak kalah penting dibandingkan kesehatan tulang. Bahkan kedua organ tersebut, otot dan tulang, harus sama – sama berfungsi baik agar seseorang dapat beraktivitas dengan baik dan aman,” ujar Dr. dr. Nina Kemala Sari, SpPD-KGer, MPH, selaku ketua PP Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI)pada kesempatan peringatan hari Sarkopenia yang diselenggarakan bersamaan dengan Car Free Day di FX Sudirma, Minggu (2/7).

Sarkopenia dapat terjadi pada setiap orang, terutama mereka yang kurang melakukan aktivitas/latihan fisik, disertai kurangnya asupan nutrisi tertentu, serta memiliki penyakit-penyakit yang mengenai tulang dan otot serta penyakit yang menyebabkan seseorang menjadi sulit melakukan aktivitas sehari-hari. Hal-hal tersebut di atas sering terjadi pada lansia akibat efek penuaan pada otot.

Seseorang mengalami sarkopenia dapat dilihat dari otot-otot tubuh yang mengecil, kekuatan ototnya berkurang. Kondisi ini dapat dilihat dari kemampuan genggam tangan dan mengangkat beban, serta mengalami kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari yang membutuhkan kekuatan otot yang baik seperti berjalan atau naik turun tangga. Selain itu, kondisi tersebut juga mengakibatkan seseorang rentan mengalami jatuh dengan berbagai dampak serius yang dapat ditimbulkan hingga menigkatkan resiko kematian pada orang dewasa. Hal ini dapat terlihat dengan jelas pada tinjauan sistematis bukti ilmiah yang dilakukan Xu J dan teman-temannya yang dipublikasi di Karger Gerontology. Orang dewasa yang memiliki sarkopenia memiliki risiko kematian dua kali lebih tinggi, dibanding dengan yang tidak sarkopenia.

Pelaksanaan Hari Sarkopenia Sedunia 2023 yang dipusatkan di Pintu Gapura 1 Senayan (CFD mall Fx Sudirman), Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, pada Minggu 2 Juli 2023, diramaikan dengan beragam aktivitas, antara lain : fun walk, flashmob dan senam bersama, talkshow kesehatan bertema “Menjaga kesehatan otot pada usia muda dan lansia” dengan pembicara yaitu Dr. dr. Nina Kemala Sari, SpPD-KGer, MPH selaku ketua PP PERGEMI, pemeriksaan kesehatan gratis berupa pemeriksaan kadar kolesterol, gula darah, tekanan darah, kekuatan genggam tangan, komposisi tubuh, dan kepadatan tulang, serta konsultasi kesehatan gratis dengan para residen penyakit dalam, dokter spesialis penyakit dalam, dan bahkan konsultan geriatri. Selain itu, pengunjung juga berkesempatan mendapatkan berbagai hadiah menarik. Rangkaian kegiatan ini bertujuan mengajak masyarakat agar tetap aktif, mengkonsumsi nutrisi yang berkualitas, dan  melakukan latihan fisik penguatan otot  secara teratur dan konsisten sejak usia muda, merupakan upaya yang efektif dalam mencegah sarkopenia.

“Peringatan perdana Hari Sarkopenia Dunia 2023 di Indonesia ini diharapkan menjadi momentum bersama agar kita lebih memperhatikan kesehatan otot dengan dimulai dari penerapan gaya hidup sehat sejak usia dini. Mari bersama-sama kita mencegah terjadinya Sarkopenia sedini mungkin agar kualitas hidup kita tetap baik di usia senja.” tutup Dr. dr. Nina Kemala Sari, SpPD-KGer, MPH.

Written By
indonesianjournal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!