x
News

Peran Bidan Dalam Pemberian Gizi Yang Tepat Pada Perawatan Maternal Dan Neonatal Sehubungan Dengan Gencarnya Konsumsi Ultra Proses Food(Upf)

  • PublishedFebruary 12, 2022

Pedoman makan anak dan bayi telah dirancang untuk memastikan anak memenuhi kebutuhan gizi unik mereka karena pertumbuhan dan perkembangan yang cepat . Namun, penelitian global telah menunjukkan bahwa asupan makanan balita tidak memenuhi gizi nabati, total gula dan rekomendasi makanan tambahan yang dapat meningkatkan risiko penyakit terkait diet .Penelitian terbaru juga melaporkan bahwa diet tinggi makanan UPF dikaitkan dengan peningkatan asupan energi secara keseluruhan dan akibatnya penambahan berat badan dan risiko obesitas serta peningkatan risiko penyakit kardiovaskular (stroke, dan bahkan kematian pada orang dewasa.

 Saat ini, banyak anak kecil terpapar pada lingkungan makanan yang buruk yang ditandai dengan banyaknya pemasaran makanan yang rendah kualitas gizinya. Hal ini tentu saja akan memperburuk kondisi stunting di Indonesia. Data lain menyebutkan bahwa terkait hal ini di Indonesia cukup banyak praktik pemberian UPF yang dilakukan orang tua  pada masa keemasan anak termasuk susu formula. Padahal telah diketahi bahwa Hampir 80% susu pertumbuhan mengandung tambahan sukrosa dan/atau fruktosa yang tidak sesuai dengan rekomendasi bahwa susu pertumbuhan tidak boleh mengandung keduanya. Komposisi dan kandungan mono dan disakarida, tidak termasuk laktosa, saat ini membuat susu pertumbuhan tidak sesuai untuk dimasukkan kedalam asupan makanan anak-anak.

Menyikapi hal ini, prodi kebidanan tergerak untuk melakukan pengabdian masyarakat dengan melakukan edukasi melalui Webinar.Acara ini diselenggarakanhari Kamis , tanggal 10 Februari 2022 melalui aplikaso zoom dan youtube pukul 08.00 – 12.00 WIB. Panitia dari Kegiatan Ini terdiri dari Dosen  kebidanan URINDO yaitu Santi Agustina,SKM.,M.Kes (Ketua Panitia)  dan anggota Kusmayra Ambarwati,M.Kes , Dewi Nawangsari,M.Tr.,Keb; F.A Ricky Bayu, S.Kom, M.Kom Tafrizi, S.Kom, MAB  dr Ismail Sangadji,SpA.,MARS

Acara disambut oleh Ketua LPPM Dr.Yeny Sulistyowati, SKM,M.Si.Med dan dibuka oleh dekan Fakultas Ilmu Kesehatan URINDO, Zainal Abidin, M.Sc

Materi disampaikan oleh dr Risya Nuria Ikhsania (konselor menyusui, Penggiat pemberianan makanan bayi dan anak; relawan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia; dokter di RS PMI Bogor) terkait gizi maternal dan perinatal serta ibu Nia Umar, MKM,IBCLC (Konsultan Laktasi yang bersertifikasi International Board Certified Lactation Consultant ; Pendiri dan Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia; Koordinator International Baby Food Action Network (IBFAN) Asia Tenggara; Anggota Presidium Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA).

Secara umum pembicara menekankan pentingnya makanan yang beraneka ragam yang mudah didapatkan di sekitar dan menghindari UPF. Mengingat bahaya untuk konsumsi jangka Panjang, serta munculnya banyak penyakit degeneratif dan tidak menular, seperti kanker.  Kegiatan ini diikuti 175 peserta dari 342 pendaftar (pendaftaran ditutup pukul 09.00 WIB ini). Di dalam sesi kami juga kedatanagn tamu luar biasa yaitu dr.Oetami Roesli,SpA. Penggiat ASI senior. Terkait penyebab kanker pada UPF beliau menungkapkan bahawa”salah satu upaya mencegah kanker adalah menghindari UPF sejak bayi dengan menyusui karena, ASI mengandung anti kanker khusus reproduksi HAMLET yang akan melindungi ibu dan bayi”. Sebab saat ini banyak sekali klaim misleading iklan UPF termasuk makanan pengganti ASI termasuk didalamnya susu formula. Ditambahkan oleh panitia Kusmayra Ambarwati bahwa “ menurut penelitian ibu Dian Hadijono dari Helen Keler Indonesia Hal ini diperparah dengan peraturan di Indonesia mengizinkan produk untuk anak usia 1-3 tahun membuat klaim kandungan gizi dengan syarat memenuhi kriteria tertentu. Hampir semua susu pertumbuhan membuat klaim kandungan zat gizi. Namun, studi ini menemukan bahwa sepertiga dari produk (yang menyediakan informasi yang cukup untuk ditinjau) ternyata tidak memenuhi persyaratan sehat ketika menjalani analisis profil zat gizi. Selain itu, hampir tiga perempat produk yang memberikan informasi kandungan gula diklasifikasikan memiliki kandungan gula yang tinggi (kategori merah) ketika dinilai menggunakan algoritma sisi muka kemasan produk oleh Food Standards Agency Inggris.Jelas bahwa tanpa adanya model nutrient profiling yang wajib digunakan di Indonesia, banyak susu pertumbuhan dijual sebagai produk yang cocok untuk anak usia 12-36 bulan, dan membuat klaim kandungan zat gizi yang menyoroti satu manfaat kesehatan ketika komposisi kandungan gizinya secara keseluruhan tidak memenuhi persyaratan sehat. Informasi ini menyesatkan konsumen.”

Semoga dengan adanya webinar ini kesehatan masyarakat ibu dan anak lebih meningkat.

Written By
indonesianjournal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!