2.500 Bayi Di Indonesia Lahir Dengan Thalassemia, Ini Upayah Mencegahnya
IndonesianJournal.id, Jakarta – IJers, pernah dengar Thalassemia ga? Thalasemia itu penyakit kelainan darah yang disebabkan kelainan genetik. Jadi tidak mungkin terjadi, kecuali dikarenakan turunan dari salah satu atau kedua orangtuanya pembawa gen atau penyintas thalassemia, IJers.
Dari data yang dikutip tim redaksi IndonesianJournal dari Thalasssemia Movement, tercatat, setidaknya ada 5 dari 100 Indonesia adalah pembawa gen thalassemia. Dimana pembawa gen thalasemia ini biasanya tidak terdetksi sejak awal, sehingga keturunannya dapat menjadi thalassemia mayor.
Yap, IJers. Thalassemia itu dibagi menjadi tiga varian, yaitu: Thalassemia Mayor artinya penyitas thalassemia yang membutuhkan transfusi darah rutin, biasanya ditandai dengan perut membesar, kulit pucat, mata menguning, perubahan tulang wajah, hingga pertumbuhan yang terhambat.
Kemudia ada thalassemia intermedia, yaitu thalassemia yang dalam kondisi yang lebih ringan dan tidak membutuhkan transfusi darah yang rutin. Dan yang terakhir thalassemia minor, yaitu pembawa sifat atau gen yang tidak memerlukan transfusi darah dan kondisinya terlihat normal.
Maria Natasya, Ketua Thalassemia Movement yang juga penyintas thalassemia yang ditemui jurnalis IndonesianJournal di acara donor darah yang mengambil tempat lt 8 Senanya City Mall, Jum’at (22/3) mengatakan “setidaknya ada lebih dari 15 ribu penyintas thallasemia mayor dan setiap tahunnya ada sekitar 2.500 bayi yang thalassemia mayor. Thalassemia hanya bisa ditularkan dari genetik.”
Acara donor darah atau DORA ini rutin dilaksanakan oleh Thalassemia Movement pada bulan Ramadan karena selama bulan Ramadan biasanya persediaan darah yang menurun, sementara permintaan kebutuhan darah tetap sama, bahkan meningkat untuk penyintas Thalassemia, IJers.
Acara yang digelar selama dua hari ini menargetkan 250 pendonor yang berhasil menjadi donor. Dan ini dipastikan dengan optimis oleh Tasya. “Ini sih udah 150-an orang yang terdaftar, tapi ga tau pasti ya yang beneran bisa mendonor. Karena kan para calon pendonor itu harus di screening dulu bisa donor apa ga,” jelas Tasya lagi.
Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Sandiaga Uno, berkesempatan datang, mendonorkan darahnya dan memberikan sambutan sebagai bentuk apresisasi serta mengajak masyarakat untuk melakukan donor darah dibulan Ramadan ini.
“Bulan Ramadan ini stok darah ini paling rendah, jadi kita bersedekah darah. Insha Allah berkah, sesuai keutamaan bulan Ramadan. Peduli sesama.” Ucap Sandiaga Uno kepada para wartawan di sesi wawancara.
Sandiaga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan donor darah, “semakin segar ya. Di bulan Ramadan tidak jadi lemas, tapi malah jadi segar. Jadi, jangan ragu buat donor darah meski dalam kondisi puasa.”
Seperti tahun sebelumnya, DORA tidak sekedar donor darah, tapi juga diisi dengan sesi seminar, talk show dan hiburan berbentuk band yang tampil sebelum waktunya buka puasa.
Selain memprakarsai kegiatan donor dara thalassemia Movement juga memprakarsai untuk masyarakat mau memeriksakan dirinya, atau istilah mereka, melakukan screening terhadap diri sendiri untuk pencegahan dini dari lahirnya ana-anak yang kemungkinan akan mewarisi kelainan darah ini.
Informasi lebih lanjut tentang penyintas thalassemia, IJer bisa cek ig mereka di @thalassemiamovement.