AstraZeneca AZD1222 Disetujui di Uni Eropa Sebagai Vaksin Booster Dosis Ketiga untuk Melawan COVID-19
Vaksin COVID-19 AstraZeneca, AZD1222 (ChAdOx1-S [Recombinant]), telah disetujui di Uni Eropa (UE) oleh European Medicine Agency (EMA) sebagai vaksin booster dosis ketiga untuk orang dewasa.
Persetujuan ini berdasarkan tinjauan Komite Produk Obat untuk Penggunaan Manusia (CHMP) terhadap bukti substansial yang menunjukkan peningkatan respons imun setelah booster dosis ketiga dengan AZD1222 setelah vaksin primer baik vaksin AZD1222 atau mRNA COVID-19.1-5
Meskipun lebih dari 65% populasi global telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-196, masih ada tantangan yang signifikan untuk memastikan masyarakat menerima vaksinasi primer dan booster dosis ketiga, dan para tenaga kesehatan saat ini memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam pilihan vaksin.
Mene Pangalos, Executive Vice President, BioPharmaceuticals R&D, AstraZeneca mengatakan: “Izin edar hari ini untuk vaksin COVID-19 AstraZeneca sebagai booster dosis ketiga merupakan langkah penting menuju tujuan kami dalam memberikan perlindungan berkelanjutan terhadap COVID-19 untuk semua masyarakat. Memastikan durasi perlindungan kekebalan yang lebih lama merupakan hal sangat penting bagi manajemen jangka panjang COVID-19 secara global, dan booster dapat mengatasi perlindungan yang berkurang dari waktu ke waktu setelah vaksinasi primer yang dilakukan hingga saat ini.”
Ada banyak bukti yang mendukung AZD1222 sebagai booster dosis ketiga setelah vaksinasi primer yang diuji hingga saat ini termasuk AZD1222, vaksin mRNA, dan CoronaVac.1,7-12
AZD1222 sudah disetujui sebagai booster homolog (pasien yang sebelumnya diberikan vaksinasi primer AZD1222) di Inggris, dan beberapa negara di Asia dan Amerika Latin. AZD1222 juga telah disetujui sebagai booster heterolog (pasien yang sebelumnya diberikan jadwal vaksin primer baik vaksin vektor virus selain AZD1222 atau vaksin jenis inactivated vaccine atau vaksin mRNA COVID-19) di sejumlah negara non-Eropa.
AZD1222 diperkirakan telah mencegah 50 juta kasus infeksi COVID-19, lima juta rawat inap rumah sakit, dan menyelamatkan lebih dari satu juta nyawa di seluruh dunia, berdasarkan hasil model yang menilai COVID-19 di seluruh dunia.13
AZD1222 (ChAdOx1-S [Recombinant])
Vaksin AstraZeneca COVID-19 ditemukan oleh Universitas Oxford. Vaksin Ini menggunakan vektor virus simpanse yang kekurangan replikasi berdasarkan versi virus flu biasa (adenovirus) yang dilemahkan yang menyebabkan infeksi pada simpanse dan mengandung materi genetik protein lonjakan virus SARS-CoV-2. Setelah vaksinasi, protein lonjakan permukaan diproduksi, memicu sistem kekebalan untuk menyerang virus SARS-CoV-2 jika kemudian menginfeksi tubuh.
AZD1222 adalah vaksin ‘vektor virus’, yang berarti versi virus yang tidak dapat menyebabkan penyakit digunakan sebagai bagian dari vaksin, membuat tubuh tahu bagaimana melawannya jika terkena virus yang sebenarnya nanti. Teknologi vaksin ini telah digunakan oleh para ilmuwan selama 40 tahun terakhir untuk memerangi penyakit menular lainnya seperti flu, Ebola, dan HIV.14
Vaksin ini telah diberikan izin edar bersyarat atau penggunaan darurat di lebih dari 125 negara. Vaksin Ini juga memiliki Daftar Penggunaan Darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia, yang mempercepat jalur akses di hingga 144 negara melalui Fasilitas COVAX.
Di bawah perjanjian sub-lisensi dengan AstraZeneca, vaksin diproduksi dan dipasok oleh Serum Institute India dengan nama COVISHIELD.
AstraZeneca
AstraZeneca adalah perusahaan biofarmasi global yang berbasis sains dan berfokus pada penemuan, pengembangan, dan komersialisasi obat dengan resep, terutama untuk pengobatan penyakit Onkologi dan Biofarmasi, termasuk diantaranya Kardiovaskular, Ginjal dan Metabolisme, serta Pernapasan dan Imunologi. Berbasis di Cambridge, Inggris, AstraZeneca beroperasi di lebih dari 100 negara dan obat-obatan inovatifnya telah digunakan oleh jutaan pasien di seluruh dunia. Silakan kunjungi situs resmi www.astrazeneca.com dan ikuti juga AstraZeneca di Twitter @AstraZeneca.