Di bulan Kemerdekaan RI, kabar membanggakan datang dari pelajar asal Lampung, Granata Van Ridho, yang berhasil meraih mimpi kuliah ke luar negeri melalui Beasiswa Indonesia Maju (BIM). Meski memiliki berbagai keterbatasan, Nathan biasa dipanggil, berhasil menerima sembilan Letter of Acceptance (LoA) atau surat penerimaan dari kampus prestisius di Singapura, Australia, Kanada, dan Inggris. Nathan akhirnya menjatuhkan pilihannya di Nanyang Technological University jurusan Environmental Earth System Science. Perjalanan Nathan mengejar kemerdekaan belajar ini tidak lepas dari dukungan orang sekitar, termasuk orang tua, sekolah, dan Schoters,startup edutech untuk akses pendidikan ke luar negeri.
Nathan mengatakan, “When you have a dream to chase, nothing can stop you. Sejak kecil saya memang mimpi untuk sekolah ke luar negeri. Apalagi setelah menekuni ilmu kebumian, saya semakin ingin memperkaya budaya dan wawasan di bidang ini melalui koneksi di berbagai negara. Untungnya orang tua sangat mendukung untuk langsung kuliah dan tidak boleh gap year,” ungkap pelajar yang genap 18 tahun di bulan Agustus ini.
Sejak duduk di bangku SMP, Nathan sudah aktif mengikuti olimpiade Sains dan Matematika yang diselenggarakan berbagai pihak, termasuk oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspernas). Selain langganan juara pertama, keseriusan ini Nathan wujudkan dengan meraih medali perunggu di Olimpiade Sains Nasional Indonesia tahun 2021 bidang Kebumian.
Dalam perjalanan mendapatkan beasiswa, Nathan harus berjuang melewati berbagai keterbatasan. Saat ini Nathan bersekolah di SMA, tepatnya MAN Insan Cendekia Lampung Timur, yang baru memiliki dua angkatan. Hal ini cukup membatasi Nathan menemukan sosok untuk berdiskusi mengenai dunia perkuliahan. Selain itu, sebagai seorang anak pedagang di pasar, Nathan juga sadar bahwa satu-satunya jalan untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri adalah beasiswa.
Nathan akhirnya mencoba peruntungan dengan mendaftar program Beasiswa Indonesia Maju yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Melalui usaha kerasnya Nathan akhirnya dinyatakan lolos sebagai penerima BIM.
Dalam perjuangan meraih kesuksesan tersebut, Nathan tidak sendirian. Selain dukungan keluarga dan sekolah, Nathan juga dibantu oleh Schoters, yang merupakan vendor resmi dari BIM dan menyediakan berbagai macam persiapan kuliah ke luar negeri. Melalui Schoters, Nathan mendapat layanan konsultasi dari para mentor untuk membuat study plan agar kampus dan jurusan yang dipilih sesuai dengan minatnya. Nathan juga mendapat bimbingan untuk mempersiapkan berbagai dokumen dan tes yang dibutuhkan, mulai dari motivation letter, IELTS hingga persiapan SAT. Hal ini sangat membantu, karena Nathan memiliki kendala di bidang Bahasa Inggris. Berdomisili di Lampung juga tidak menjadi halangan bagi Nathan memaksimalkan persiapannya, karena layanan Schoters dapat diakses oleh semua pelajar di berbagai daerah di Indonesia dan memanfaatkan aplikasi video conference sebagai medium pendukungnya.
Adapun tawaran dari kampus bergengsi di luar negeri yang berhasil Nathan dapatkan, di antaranya:
1. Nanyang Technological University, Singapura
2. University of New South Wales, Australia
3. University of British Columbia, Kanada
4. Monash University, Australia
5. University of Melbourne, Australia
6. University of Western Australia, Australia
7. Curtin University, Australia
8. University of Manchester, Inggris
9. Sussex University, Inggris
Semangat Nathan mewujudkan sekolah ke luar negeri juga sejalan dengan kampanye Schoters bertajuk #1MDreamsAbroad, yang digencarkan agar para pelajar dapat meraih jutaan mimpi mereka. Radyum Ikono, CEO Schoters Indonesia menuturkan, “Schoters ingin generasi muda berani berlari mewujudkan mimpi dengan bersekolah ke luar negeri dan menyerap ilmu sebanyak-banyak di sana. Harapannya, ilmu itulah yang akan menjadi bekal mereka membangun negeri, sejalan dengan semangat Kemerdekaan Indonesia ke-78, yaitu Terus Melaju untuk Indonesia Maju.“