IndonesianJournal.id, Jakarta – Emas masih menjadi komoditi andalan yang nilainya terus meningkat, meskipun secara berlahan. Sehingga buat investasi emas terbilang merupakan investasi yang aman untuk jangka panjang. Dan nilai perdagangan emas secara global pun selalu mencatatkan peningkatan. Untuk transaksi digital sendiri perdagangan emas fisik mencapai angka Rp53,3 triliun hingga November 2024. Nilai tersebut melonjak 556% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp8,1 triliun. Dari sisi volume, terjadi kenaikan 430% year on year (YoY) menjadi 43,9 ton.
Di era digital sekarang ini generasi muda yang sering disebut sebagai gen Z yang usianya saat ini antara 12 hingga 27 tahun – menurut Badan Statistik Indonesa – semakin akrab dengan istilah investasi dalam bentuk apa pun. Dan semakin hari generasi Z ini pun mulai memperhitungkan resiko dari sebuah bentuk investasi.
Sehingga penyedia layanan digital investasi emas mulai memidik pasar lokalnya pada generasi muda yang sebagian besar, saat ini dalam masa produktif.
“Harga emas memang tidak melonjak secara signifikan, tapi naik secara berlahan dari waktu ke waktu, sehingga cocok buat dijadikan investasi jangka panjang bagi generasi Z,” ujar Sekretaris Bappebti, Olvy Andrianita, pada sesi wawancara setelah acara Literasi dan Pameran Emas Fisik secara Digital Tahun 2024 yang bertempat di Novotel, Tangerang City, pada hari Jum’at (13/12).
Olvy menjelaskan bahwa investasi digital emas bukan berarti tidak ada barang, ada fisiknya tapi transaksinya dilakukan secara digital, sehingga lebih aman. Itu dikarenakan adanya aturan ketat yang diterapkan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Tercatat, hingga berita ini diturunkan, ada 6 brand yang baru tercatat resmi di Bappebti.
Sementara itu Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Kementerian Perdagangan, Andri Gilang Nugraha Ansari mengatakan investasi emas memiliki likuiditas tinggi, bahkan pada saat kondisi darurat. Sementara Andri juga melihat investasi emas digital ini bisa menjadi pilihan investasi dengan nilai resiko yang rendah.
“Gen Z punya tujuan dan keinginan jangka panjang. Buat melanjutkan sekolah, buat investasi beli sesuatu atau lainnya. Investasi emas digital menjadi pilihan karena nilai dan keamanan investasinya,” tutur Olvy lebih lanjut.
“Untuk regulasinya, semua masih berporses agar tidak memberatkan pedagang, tapi tetap tidak merugikan masyarakat. Kami membutuhkan masukan dari semua pihak. Hingga industri ini bisa berkembang,” lanjut Olvy lagi.
“Harapan Kami pada 2025 nanti dengan pedagang resmi yang ada, 6 pedagang, terjadi pertumbuhan positif dari pelaku investasi emas melalui aplikasi, terutama pada gen Z. Untuk itu dilakukan edukasi lagi untuk gen Z.” Tutup Andri.