DIRTY LETTER: SURAT PROTES DARI ANAK PERLIHATKAN KUALITAS UDARA DI DALAM KELAS
Berdasarkan hasil uji petik, nilai Suspended Particulated Matter (SPM) di Jakarta menunjukkan “masalah serius” berdasarkan ukuran Badan Kesehatan Dunia (WHO). WHO memberikan patokan di satu wilayah tidak boleh memiliki Particulated Matter atau polutan halus berukuran jari-jari 2,5 mikro meter (PM 2,5) melebihi 5 mikrogram (µg) per meter kubik (m3) dalam rata-rata per tahun. Menurut IQAir per tanggal 15 Agustus 2023, rata-rata konsentrasi PM 2,5 di udara Jakarta mencapai 45,3 mikrogram (µg) per meter kubik (m3), sembilan kali lipat lebih tinggi dari ambang batas yang ditetapkan oleh WHO (PM 2,5). Ini telah menyebabkan meningkatnya jumlah anak-anak yang menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Berdasarkan data WHO, ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%-nya disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah. Salah satu penyebabnya karena polutan udara.
Peningkatan masyarakat yang mengalami ISPA memberikan sinyal yang kuat betapa bahaya polusi membahayakan kehidupan masyarakat. Bahkan di beberapa lokasi diindikasikan bahwa ketika melakukan sebuah tarikan nafas sama dengan menghisap 100 batang rokok dalam sebulan. Di Jakarta, pada kelompok anak, sebagai salah satu kelompok rentan, mengalami peningkatan kasus ISPA hingga 90%. Situasi ini tentunya sangat mengkhawatirkan dan memerlukan perhatian serius.
Sudah banyak pihak yang mengupayakan untuk protes ke pemerintah mulai dari orang biasa hingga celebrity tapi belum ada aksi nyata. Bagaimana jika sekarang, yang melayangkan protes adalah yang merasakan buruknya udara di dalam ruangan?
Dirty Letter lahir sebagai inisiatif yang menyuarakan protes dengan memperlihatkan buruknya polusi udara di dalam kelas mereka. Anak-anak menggunakan crayon khusus yang mampu menangkap partikel polusi udara saat mewarnai gambar dengan pesan protes yang menyoroti tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap polusi udara. Gambar-gambar ini, yang telah menangkap partikel polusi, akan dijadikan bukti dan disampaikan kepada pemerintah. Dengan adanya Dirty Letter, harapannya bukan hanya anak anak bisa mendapatkan udara bersih di dalam kelas. Tapi seluruh warga Jakarta bisa menikmati udara bersih karena setiap orang berhak untuk menghirup udara bebas polusi