Festival Film Indonesia 2024, Merandai Cakrawala Sinema Indonesia
Peluncuran tema Festival Film Indonesia (FFI) 2024 telah diselenggarakan secara resmi di XXI Plaza Senayan pada Senin (22/4). Selain mengumumkan tema yang diambil, diperkenalkan pula susunan komite baru FFI yang akan bertugas menyelenggarakan ajang penghargaan ini untuk periode 2024-2026. Nantinya, Komite FFI juga akan memilih Anggota Dewan Juri Akhir atas masukan dari asosiasi-asosiasi profesi perfilman yang ada di Indonesia.
Ajang apresiasi terhadap perfilman Indonesia yang digelar secara rutin tahunan akan ambil tema Merandai Cakrawala Sinema Indonesia. “Komite ingin FFI 2024 menggerakkan arah sinema ke depan, sekaligus belajar dari sejarah masa lalu sinema kita, dan terbuka dengan semua kemungkinan potensi baru dalam perkembangannya saat ini,” ujar Ario Bayu selaku Ketua Komite FFI 2024-2026.
Bila kita melihat ke belakang, ajang FFI sudah cukup baik dihelat secara penuh saat dipegang oleh Reza Rahadian. Maka, penyelenggaraan FFI ke depan diharap tetap bisa jaga transparansi penjurian dan ketidakberpihakan terhadap insan film yang berada dalam lingkaran pertemanan atau sirkel itu-itu saja. Kejujuran dalam penjurian harus jadi proses penilaian berkelanjutan yang melahirkan karya-karya berkualitas untuk dipertontonkan.
Pada penyelenggaraan FFI 2024, sistem penjurian ‘hibrid’ akan mengombinasikan penilaian kuantitatif (lewat pemungutan suara) dan penilaian kualitatif (lewat diskusi) yang tetap dipertahankan. Sistem penjurian ini cukup komprehensif, representatif, dan partisipatif yang melewati sejumlah tahapan mulai dari tahap rekomendasi asosiasi profesi perfilman, tahap nominasi Akademi Citra (insan film peraih Piala Citra) hingga tahap penentuan pemenang Dewan Juri Akhir yang merepresentasikan profesional atau pembuat film. Mereka yang menjadi bagian dari ekosistem perfilman dengan beragam latar profesi. Publik juga akan terlibat penjurian yang difasilitasi teknologi internet untuk ungkapkan preferensinya terhadap film Indonesia.
Lebih lanjut Ketua Bidang Penjurian FFI 2024-2026, Budi Irawanto mengemukakan “Sistem penjurian menjadi bagian dari upaya bersama untuk perkuat ekosistem perfilman Indonesia agar lebih solid dan padu. Selain itu, sistem penjurian yang melibatkan asosiasi profesi dan Akademi Citra akan menjunjung prinsip demokrasi dan penghormatan terhadap profesionalisme serta dedikasi para insan film di Indonesia. Peran Dewan Juri Akhir dalam menentukan pemenang juga akan menempatkan film sebagai produk budaya yang dinilai secara kualitatif. Keterlibatan publik pun bisa ditumbuhkan melalui partisipasi dan perluasan apresiasi terhadap film Indonesia untuk aktor dan aktris maupun film pilihan penonton.”
Para peraih piala Citra dalam FFI 2024 diharap juga bisa mempromosikan karya atau melakukan distribusi film lebih luas. Sebab film nasional itu harus menjadi bagian dari multikulturalisme dan pembangunan kebudayaan di Indonesia. Penting untuk diingat bahwa membangun bangsa yang berkelanjutan tak hanya cukup bersandar pada kekuatan politik, ekonomi, dan militer saja. Nilai human culture melalui film Indonesia juga harus diperhatikan dan diberi apresiasi yang layak.
Dengan demikian industri perfilman Indonesia kian berkembang. Sejumlah karya bisa merebut pangsa pasar internasional. Aktor, aktris, dan sineas pun akan melesat torehkan prestasi ke berbagai lintas disiplin seni. Film bisa jadi bagian dari media promosi dan diplomasi karena sudah dapat dukungan apresiasi semacam FFI.
Sampai dengan saat ini, pendaftaran FFI 2024 belum ada pengumuman resmi terbuka untuk publik. Semoga saja tak ada perubahan atas kategori-kategori yang menjadi penilaian nanti. Bagi yang sudah siap ikut FFI 2024, bisa update terus informasi melalui kanal media sosial resmi @festivalfilmid.