Gibran Beri Apresiasi 1.000 Usaha Santri Go Digital Bersama Shopee Barokah
Puncak rangkaian acara Kompetisi Bisnis Digital Santripreneur “Dari Pesantren untuk Pesantren”Shopee Barokah, digelar di Kota Solo. Program ini juga telah sukses diselenggarakan di Pangalengan (Jawa Barat), Malang (Jawa Timur), dan Jepara (Jawa Tengah). Sebanyak 20 usaha terbaik milik santri dari 3 daerah ini mendapatkan modal usaha, dan juara pertama di masing-masing daerah mendapatkan paket Umrah sebagai bentuk apresiasi dari Shopee Barokah.
Kompetisi Bisnis Digital untuk para santri ini merupakan rangkaian dari program pelatihan bisnis digital bagi 1.000 santri. Program ini hadir untuk melengkapi kompetensi para santri yang memiliki potensi cukup besar. Pemerintah Kota Surakarta dan Shopee mengumumkan pemenang yang berasal dari pondok pesantren di wilayah Solo Raya dan D.I. Yogyakarta, meliputi Sukoharjo, Sleman, dan Sragen.
Diwakili Wahyu Kristina, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Kota Surakarta, Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka menyampaikan dalam apresiasi atas komitmen Shopee Barokah yang sejalan dengan misi Pemerintah Kota Surakarta dalam memberdayakan Santri untuk peningkatan perekonomian daerah melalui teknologi dan Pondok Pesantren.
“Saya mewakili Bapak Wali Kota, menyampaikan apresiasi kepada Shopee Barokah yang menginisiasi terselenggaranya program ini di Kota Surakarta. Hadirnya Shopee Barokah dan program Santripreneur, diharapkan bisa membantu mendorong para Santri untuk menjadi pebisnis yang hebat. Kompetisi Shopee Barokah turut mewujudkan, penguatan SDM, bagi Santri, khususnya di Solo, agar bisa naik kelas, bersama ekosistem bisnis digital. Saya optimis, program Shopee Barokah mampu memperkuat ekosistem digital ekonomi Pesantren dan berharap program ini dapat menguatkan himpunan ekonomi bisnis pesantren, agar menjadi satu kekuatan kemandirian pesantren, santri dan alumni pesantrennya,” jelas Ema.
Direktur Shopee Barokah, Bukhori Muslim menjelaskan bahwa Shopee Barokah hadir untuk mewujudkan ekosistem ekonomi mandiri melalui pemberdayaan Santri.
“Di zaman modern ini, para Santri diharapkan untuk juga menjadi pelaku ekonomi kreatif digital yang akan membantu meningkatkan kemandirian pesantren. Shopee Barokah hadir sebagai kawan dalam perjalanan mereka, dengan memberikan pelatihan dan wadah untuk memperluas pasar mereka, sehingga usaha milik para santri dapat berkembang dengan optimal. Terima kasih kepada Pemerintah dari berbagai Kota, atas sinergi dan kepercayaannya kepada Shopee Barokah, hingga kami dapat mendukung perkembangan ekonomi Ponpes di berbagai Provinsi melalui teknologi, hingga saat ini bisa masuk dalam puncak rangkaian program ‘Dari Pesantren untuk Pesantren’,” jelas Bukhori.
Apresiasi 5 Produk Santri Terbaik di Wilayah Solo Raya dan D.I. Yogyakarta
Ribuan produk peserta telah dikurasi dan terpilih 5 produk Santri terbaik dari Solo Raya dan DI Yogyakarta:
- Juara 1: Toko santri Kya_Krafity354 milik Rizky Ananda Putri asal Pondok Pesantren Mahasiswa Roudhotul Jannah Surakarta menjual aneka kerajinan tangan, yang mendapat hadiah Umrah serta modal usaha sebesar Rp15 juta.
- Juara 2: Toko santri Toko Mu Official Store milik Mohtar Mustofa asal Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta yang menjual produk alat memasak nasi dari aluminium, mendapatkan hadiah modal usaha sebesar Rp15 juta.
- Juara 3: Toko santri SNM Boutique milik Mujibah asal Pondok Pesantren Nurul Falah Sragen, yang menjual pakaian muslim wanita, mendapatkan modal usaha Rp10 juta.
- Finalis 1 dan 2: Toko santri Sofianto 313 Store milik Achmad Sofianto asal Pondok Pesantren Barokah Bendosari Sukoharjo yang menjual produk kopi, madu dan teh, serta toko santri Hayyaja Store milik Mustaghfiroh Rahayu asal Pondok Pesantren Mahasiswa Aswaja Nusantara Sleman Yogyakarta yang menjual sarung batik dan alat salat hand-made. Masing-masing finalis mendapatkan modal usaha sebesar Rp5 juta.
Mohtar Mustofa (25), santri asal Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta merupakan salah satu pemenang Kompetisi Bisnis Digital Santripreneur asal D.I. Yogyakarta yang memproduksi dan menjual dandang. Strateginya dalam menjual dandang tradisional di tengah era digital, melalui komunikasi pada deskripsi dan judul produk, menjadi salah satu tolok ukur terpilihnya Mohtar sebagai salah satu pemenang.
Mohtar diketahui mulai berjualan online produk dandang atau sarangan penanak nasi sejak tahun 2020. Dalam judul dan deskripsi, Mohtar mengklaim, dandang hasil buatan sang ayah dapat membantu masyarakat yang ingin menanak nasi dengan hasil nasi yang lebih rendah gula. Awalnya, Mohtar membuka toko di Shopee secara otodidak dengan berbekal riset di internet. Sembari kuliah, Mohtar berupaya mempertahankan usaha online-nya.
Hingga pada Januari 2023, Mohtar mengikuti pelatihan bisnis digital dari Shopee Barokah. Dia memanfaatkan untuk memaksimalkan mempelajari bisnis digital. “Ternyata banyak hal yang belum saya ketahui. Dari pelatihan ini, saya langsung praktikkan semua yang diajarkan pemateri. Mulai dari promosi toko, voucher diskon, hingga strategi pemasaran. Hasilnya luar biasa. Akhirnya traffic di toko saya naik drastis dan penjualan meningkat dengan sangat baik sehingga ekonomi saya dan pondok pesantren juga ikut membaik,” jelas Mohtar.