x
Profile

Kisah Dr. Derry Wijaya Tingkatkan Pemberdayaan Perempuan Melalui Teknologi

Kisah Dr. Derry Wijaya Tingkatkan Pemberdayaan Perempuan Melalui Teknologi
  • PublishedApril 23, 2025

IndonesianJournal.id, Jakarta – Di tengah momentum peringatan Hari Kartini, Monash University, Indonesia menegaskan komitmen pemberdayaan perempuan di bidang sains, teknologi, rekayasa, dan matematika (STEM), termasuk Kecerdasan Buatan (AI) dan Pemrosesan Bahasa Alami (NLP) yang masih didominasi laki-laki. Komitmen ini diwujudkan melalui keberagaman dan inklusi, salah satunya dengan kehadiran Dr. Derry Tanti Wijaya, peneliti AI dan NLP yang mengedepankan etika, tanggung jawab sosial, dan relevansi bagi masyarakat Indonesia.

Seperti Raden Ajeng Kartini yang memperjuangkan kesetaraan pendidikan di akhir abad ke-19, Dr. Derry mewakili 22% profesional AI perempuan yang terus berkembang saat ini. Peraih gelar Ph.D ilmu komputer dari Amerika Serikat (AS), ini aktif mendorong perempuan untuk berkarier di bidang AI dan data science melalui jalur akademis bersama Monash University, Indonesia.

Dr. Derry mengembangkan perangkat NLP berbasis AI untuk meningkatkan akses informasi kesehatan reproduksi bagi perempuan Indonesia. Didukung dana hibah USD 60.000 dari Google Academic Research Award (GARA), inisiatif ini bertujuan menyediakan informasi kesehatan yang terpercaya, mudah diakses, dan peka budaya, khususnya bagi komunitas-komunitas yang kurang terlayani.

“Fokus utama dari seluruh riset yang saya lakukan adalah pengembangan teknologi yang mencerminkan kebutuhan pengguna, terutama perempuan—dengan menekankan transparansi, keadilan, dan inklusi dalam sistem AI. Tujuannya adalah memastikan inovasi menjadi alat pemberdayaan bagi semua. Sementara itu, di luar akademis, saya mengarahkan hasil riset untuk mendukung penggunaan teknologi yang etis dan terinformasi dalam upaya pemberdayaan masyarakat di seluruh Indonesia,” jelas Dr. Derry.

Beberapa contoh pemanfaatan riset terkait, lanjut Dr. Derry, meliputi pengembangan model AI yang mampu mengadopsi sudut pandang perempuan, sehingga teknologi ini dapat digunakan untuk menghadirkan ruang komunikasi yang lebih aman dan nyaman bagi perempuan dalam menyampaikan isu-isu kesehatan. Dengan pendekatan ini, model AI tidak hanya memahami konteks, tetapi juga mengurangi potensi bias dan menggunakan bahasa yang profesional, empatik, dan inklusif.

“Seperti semangat kesetaraan yang disuarakan oleh Kartini, saya optimis mendorong pemberdayaan perempuan jauh melampaui akses pendidikan, membawa lebih banyak peran mereka dalam pengembangan teknologi yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan,” pungkas Dr. Derry.

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang pentingnya meningkatkan peran perempuan dalam bidang STEM, Monash University, Indonesia akan menggelar Open Day pada Sabtu, 3 Mei 2025 di kampus Green Office Park 9, BSD City, Tangerang Selatan. Agenda ini menampilkan upaya berkelanjutan Monash University dalam memperkuat peran perempuan di berbagai bidang, termasuk melalui penawaran program pascasarjana dan doktoral di bidang Data Science dan Cyber Security. Program-program tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi digital sekaligus meningkatkan peluang perempuan menjadi pemimpin di sektor teknologi.

Written By
Tim Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!