Komitmen Telaga Sampiruen, Lestarikan Masakan Indonesia
Meluaskan pasarnya dengan membuka outlet ke-8 di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Telaga Sampiruen tidak hanya menawarkan suasana pedesaan dan teduh untuk pelangannya. Tapi juga menjadi upaya pelestarian kuliner Indonesia.
Pada moment soft launching yang diselenggarakan pada Selasa (21/3), Giyatno Gunardi, corporate chef mengungkapkan, “walau pun namanya Telaga Sampiruen, tapi kami juga menyajikan makanan tradisional dari beberapa daerah lainnya. Seperti patin masak bambu yang menjadi khas di Kalimantan.”
Kuliner Indonesia yang memiliki ragam yang banyak, dengan bumbu dan rempah yang khas serta cara memasak yang tidak kalah beragam, membuat Telaga Sampireun ingin kembali memperkenalkan masakan tradisional Indonesia.
“Sudah tidak waktunya tamu dari luar negeri dijamu dengan masakan eropa. Tapi diperkenalkan dengan menu khas Indonesia dengan suasana pedesaan.” Ungkap Kevin, Direktur Telaga Sampireun dikesempatan yang sama.
Untuk aneka hidangan, Talaga Sampireun Menteng menawarkan ragam kreasi kuliner Nusantara seperti gurame terbang, udang bakar madu, tumis bunga pepaya, kangkung plecing, patin pepes bambu, dan iga garang asem yang telah menjadi favorit pelanggan setia dari Talaga Sampireun selama ini. Khusus gurame terbang, menu ini sangat disukai para pengunjung karena ikan gurame yang memiliki tekstur daging yang padat dan digoreng sampai kering dan dalam penyajiannya ditemani dengan sambal terasi khas Talaga Sampireun yang memberikan pengalaman lengkap dalam menikmati hidangan daerah khas Sunda. Selain makanan utama, ada juga beragam jenis kudapan tradisional seperti pisang goreng sunda, tape goreng, pisang bakar, dan kudapan lainya.
Sementara itu, untuk bulan Ramadan ini Telaga Sampiruen sudah menyiapkan paket buat 10 orang dengan harga di mulai dari 200.000an/pax dengan menu yang bisa dipilih konsumen dari daftar menu yang sudah disiapkan.
“Yang biasanya best seller di cabang yang lain, biasanya Andalan gurame terbang, patin bakar bambu, sop iga garang asam, gurame terbang,” tutup Gyanto Gunardi.