Menteri Kehutanan: “Aviary Park Indonesia Langkah Besar Pelestarian Satwa & Ekowisata di Indonesia”

IndonesianJournal.id, Tangerang Selatan – Aviary Park Indonesia, secara resmi dibuka untuk umum pada Senin (24/2/2025), berlokasi di Jalan Bintaro Creative District No.15 Bintaro Jaya.
Dibangun di atas lahan seluas 5.9 hektar yang dulunya merupakan tempat pembuangan sampah ilegal. Taman ini hadir dengan konsep wisata kebun binatang mini dan ada lima ekosistem di dalamnya, yaitu Desert (Gurun), Savana (Padang Rumput), Lake (Danau), Rain Forest (Hutan Hujan), dan Swamp (Rawa-rawa).
Memulai pembangunan sejak 2020, peresmian pembukaan Aviary Park Indonesia dilakukan oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antony, yang secara simbolis menandai tonggak penting pelestarian satwa dan pengembangan ekowisata di tengah-tengah kota Indonesia, dan dihadiri oleh Wakil Menteri Kehutanan, Sulaiman Umar, dan Staf Khusus Menkomdigi, Raline Syah, dan disambut oleh Direktur PT Aviary Jaya Lestari, Michael Sumampouw.
“Akhirnya kita punya satu lagi park (taman) di Bintaro yang bisa dinikmati secara bersama-sama oleh warga Bintaro dan tentu saja warga Jakarta bahkan warga Indonesia,” ujar Raja Juli Antony dalam sambutannya.
Raja Juli juga menegaskan, “Dari kementerian saya selalu mendukung segala inisiatif baik dari civil society, dari private sector, dari para pengusaha yang ingin terlibat dalam meperbaiki ekosistem kita, dalam konservasi, yang memiliki keinginan untuk terlibat dalam melindungi satwa kita, saya seratus persen akan mendukung penuh.”
Mewujudkan komitmen terhadap konservasi dan pelestarian lingkungan, dalam acara ini juga diwarnai dengan kegiatan penanaman pohon Sorea javanica, pohon endemik dari pulau Jawa yang hampir punah dengan harapan pohon Sorea javanica akan melengkapi 10.000 pohon yang sudah ditanam untuk mengembalikan ekosistem sehingga Aviary Park Indonesia benar-benar menjadi Bird dan Butterfly Sanctuary.
Selain itu, juga dilakukan pelepasan burung dan dan kupu kupu. Burung yang akan dilepas adalah beberapa spesies jalak, kuao raja, dan merak hijau. Semua unggas ini merupakan satwa endemik Indonesia yang akan memiliki rumah baru dan dapat terus berkembang biak.
Aviary Park Indonesia tidak hanya sebagai tempat ekowisata, tapi juga berfungsi sebagai lembaga konservasi, khususnya sebagai tempat perlindungan burung dan kupu-kupu, atau yang mereka sebut sebagai Bird & Butterfly Sanctuary. Hal ini ditandai dengan berhasilnya pengembangbiakan beragam spesies yang dilindungi seperti jalak bali, jalak putih, dan juga kupu-kupu cantik seperti Troides helena, Papilio peranthus, Cethosea penthesil, serta Attacus attlas atau yang dikenal sebagai kupu-kupu gajah.
Aviary Park Indonesia sudah mengalokasikan sekitar 7.000 meter persegi untuk lahan pakan kupu-kupu dan perawat-perawat yang berkomitmen. Total sudah 40 jenis kupu-kupu dengan jumlah 53.065 ekor kupu-kupu yang dikembangbiakan di tempat ini.
Dalam kegiatannya, Aviary Park Indonesia tidak hanya menawarkan pengalaman wisata, tetapi juga edukasi tentang berbagai jenis fauna, khususnya burung. Di dalamnya terdapat pertunjukan dan interaksi dengan burung yang diadakan secara rutin. (rico)