x
Bisnis

OCBC Business Fitness Index 2024: Skor Financial UMKM Naik Menjadi 48,0%

OCBC Business Fitness Index 2024: Skor Financial UMKM Naik Menjadi 48,0%
  • PublishedAugust 20, 2024

IndonesianJournal.id, Jakarta – PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) bekerja sama dengan NielsenIQ (NIQ) Indonesia untuk kedua kalinya meluncurkan OCBC Business Fitness Index (BFI), sebuah riset yang bertujuan untuk memberikan insight mengenai perilaku finansial UMKM di Indonesia. Riset ini mengungkap bahwa UMKM di Indonesia telah memiliki skor pemahaman sistem manajemen finansial yang baik yaitu 60, artinya UMKM sudah lebih baik dalam pencatatan dan pengelolaan uang, sudah melakukan pencatatan dan peninjauan laba rugi usaha secara berkala, dan sudah baik dalam menjaga kebutuhan modal. Namun, meskipun mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, baru 46% UMKM sudah sepenuhnya memisahkan keuangan bisnis dan personal, sehingga dapat mempengaruhi arus kas dan juga keberlanjutan usahanya.

“Hasil riset menunjukkan bahwa 80% dari UMKM belum terdaftar sebagai badan usaha dan baru 3% UMKM Indonesia yang terdaftar sebagai PT Perorangan. Di antara usaha yang sudah menjadi PT Perorangan tersebut, paling banyak adalah Usaha Kecil, sedangkan usaha Mikro masih sangat rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa masih perlu peningkatan agar UMKM bisa semakin naik level.” Ungkap Inggit Primadevi, Director Consumer Insights di NIQ Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Sari Kartika, SME Proposition Division Head OCBC mengatakan, “Memisahkan penghasilan bisnis dan pribadi merupakan langkah awal yang sangat tepat untuk UMKM dapat segera naik level, terlebih dengan menggunakan identitas badan usaha. Namun, memang banyak pelaku usaha yang mengalami tantangan dalam membuat rekening bisnis, kebanyakan terkait dengan waktu proses dan dokumentasi dalam pengajuan pembukaannya.”

Dengan rekening bisnis yang terpisah, pencatatan keuangan usaha bisa semakin rapi dan terdokumentasi dengan baik. Berita baiknya, UMKM di Indonesia semakin sadar akan pencatatan keuangan yang rapi, terbukti dari 77% pelaku UMKM yang sudah melakukan pencatatan keuangan atau pembukuan. Namun, sebanyak 77% dari mereka yang melakukan pencatatan keuangan, masih melakukannya secara manual.

Lebih lanjut mengenai hasil riset OCBC Business Fitness Index 2024, UMKM di Indonesia sudah semakin baik dalam hal mengatur keuangan, dapat dilihat dari kenaikan skor dalam menjaga cadangan kas, yang dapat dipengaruhi oleh pemasukan yang lebih besar dibanding pengeluaran. Oleh karena itu, secara umum, tahun ini skor kesehatan finansial UMKM sudah naik menjadi 48 dibandingkan tahun sebelumnya di angka 43,8. Namun, meskipun mengalami kenaikan, skor ini masih berada dalam kategori ‘waspada’ dan masih jauh dari skor ideal di angka 75.

UMKM juga sudah mulai memanfaatkan digitalisasi dalam usaha marketing mereka. Sebanyak 81% UMKM sudah memiliki akun media sosial, namun baru 35% yang paham dan memaksimalkan fitur-fiturnya. Dari segi intensitas penggunaan, 46% dari UMKM yang memiliki akun media sosial tersebut belum cukup aktif menggunakannya. Pemanfaatan e-commerce/online platform juga masih belum optimal, di mana baru 17% UMKM yang menggunakan platform ini. Artinya, UMKM harus lebih giat lagi dalam mengeksplorasi platform-platform digital yang dapat menghubungkan mereka dengan pelanggan dan berpotensi memperluas cakupan bisnis.

Sebagai penyedia solusi perbankan, OCBC terus menegaskan komitmennya untuk mewujudkan UMKM yang berani, berdaya, dan semakin inklusif. Lewat Nyala Bisnis, sebuah solusi finansial inovatif yang menyasar para pelaku UMKM, OCBC menyediakan berbagai manfaat seperti pengecekan kesehatan bisnis dan akses modul keterampilan bisnis gratis, serta kelas komunitas dengan pakar bisnis melalui RuangMenyala.com.

“Khusus untuk mendukung pengusaha perempuan, OCBC memiliki program TAYTB Women Warrior Berani Cuantik yang memberikan solusi menyeluruh untuk mendukung pebisnis perempuan melalui coaching bisnis yang di paket dengan solusi UMKM terintegrasi, berbagai layanan beyond banking, dan komunitas untuk pengembangkan diri. Selain itu, untuk mendukung UMKM yang semakin inklusif, OCBC memiliki program CSR OCBC Preneurship ‘UMKM Disabilitas Melaju Jauh’, yang memberdayakan pelaku usaha disabilitas melalui pelatihan finansial dan bisnis, serta membuat platform Ruang Menyala lebih ramah untuk teman-teman disabilitas melalui gerakan Semua Bisa #FinanciallyFit.” Tambah Sari Kartika. 

Riset BFI dilakukan dengan mengukur kesehatan finansial usaha mikro, kecil, dan menengah atas 620 responden dari Jakarta, Medan, Bandung, dan Surabaya, yang memiliki peran sebagai Pemilik, Direktur, ataupun Manajer Pelaksana manajemen finansial dalam suatu bisnis. Riset dilakukan secara kuantitatif, dengan alat ukur berupa 3 pilar utama yaitu Manage, Plan, dan Capital, dengan 2 elemen pendukung yaitu Entrepreneurial Behavior dan Entrepreneurial Agility.

Written By
Tim Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!