Pertumbuhan Produk & Layanan Digital, Peluang Besar Bagi Pertumbuhan Bisnis Cloud di 2023
Pada pertemuan yang dilakukan secara virtual, pada Selasa (23/8), IDC Asean memprediksikan ditahun 2023, digital akan menguasai Asia Tenggara, karena satu dari tiga perusahaan akan menghasilkan lebih dari 15% pendapatannya dari produk dan layanan digital, persentase ini meningkat dari hanya satu dari enam perusahaan di tahun 2020.
Beberapa area yang menjadi prioritas negara-negara di Asia Tenggara untuk mendorong ekonomi digital mereka diantaranya adalah menjadi perusahaanyang mengandalkan data dalam pengambilan keputusan, melakukan akselerasi layanan digital, beroperasi secara otonom/tanpa campur tangan manusia, mengutamakan kualitas pada seluruh interaksi dengan pelanggan/omni-experience, dan modernisasi rantai pasokan.
Usaha untuk meningkatkan pendapatan dari produk dan layanan digital ini, meningkatkan peran teknologi cloud bagi kelangsungan dan ketahanan bisnis organisasi-organisasi di Asia Tenggara untuk bersaing di dunia yang mengutamakan digital. Prediksi IDC pada WW Public Cloud Services Tracker 2021 mengenai besarnya pasar Layanan Public Cloud di seluruh Asia Tenggara diperkirakan akan tumbuh dan mencapai US$11 miliar pada tahun 2025 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) lima tahun sebesar 21,5%.
Pandemi COVID-19 juga turut berdampak pada semakin banyaknya perusahaan yang memindahkan mission-critical work loads mereka ke public cloud, dan pemerintah di negara-negara Asia Tenggara juga membuka kesempatan bagi para pelaku industri yang sudah teregulasi seperti finansial, asuransi, layanan kesehatan, sektor publik, energi, telekomunikasi, dan manufaktur untuk mengadopsi penggunaan public cloud. Proses adopsi hybrid dan multi cloud juga semakin cepat karena perusahaan memiliki akseske produk-produk yang lebih baik untuk melakukan integrasi data dan interoperabilitas aplikasi pada beberapa cloud.
IDC Future Enterprise Resiliency & Spending 2022 Survey –Wave 5 (2022) juga menunjukkan bahwa lebih dari 60% organisasi di Indonesia, Malaysia, dan Singapura telah memprioritaskan program-program yang terkait dengan ketahanan infrastruktur digital, hal ini dilakukan untuk merespon kondisi yang serba tidak pasti akibat ketegangan geopolitik, inflasi, gangguan rantai pasokan, dan usaha penanggulangan pandemi COVID-19 yang masih terus berlangsung.
Lebih lanjut lagi, menurut IDC Asia/Pacific Cloud Survey 2021, sebanyak 76% organisasi di Asia-Pasifik menunjukkan indikasi akan melakukan peningkatan layanan cloud dalam 12 bulan mendatang. Peningkatan sebesar 81% ditunjukkan organisasi-organisasi di Indonesia, 86% di Malaysia, 88% di Filipina, dan 92% di Thailand. Angka-angka tersebut menunjukkan peningkatan penggunaan layanan cloud yang lebih tinggi dari angka rata-rata regional.
“Lebih banyak perusahaan yang akan mencari cara untuk merancang strategi cloud mereka, sekaligus cara untuk menggunakan layanan cloud secara lebih efektif, seiring dengan perkembangan layanan cloud pada berbagai sektor industri di kawasan Asia Tenggara. Kemampuan untuk memantau biaya penggunaan cloud dan penggunaan metode pengukuran yang tepat untuk mengontrol pengeluaran berlebih, menjadi salah satu perhatian utama di tingkat global.
Membangun kemampuan di sekitar area ini akan bermanfaat untuk memajukan layanan cloud dalam aktivitas dan lingkungan yang lebih matang,”ujar Prapussorn Pechkaew, Research Manager, IDC Thailand.