Rilis Teasure & Poster, Film JESEDEF Tayang 30 November 2023
Hasil kerjasama Imajinari, Jagartha dan Trinity Entertaiment, serta Cerita Films, mengumumkan perilisan official teaser film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (JESEDEF) melalui press conference yang berlangsung pada Selasa, 10 Oktober 2023, di XXI Plaza Senayan, Jakarta. Tidak hanya meluncurkan official teaser, press conference ini juga mengumumkan tanggal rilis film ini di seluruh bioskop Indonesia. Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (JESEDEF) akan tayang perdana pada tanggal 30 November 2023.
Dibintangi Ringgo Agus Rahman sebagai Bagus dan Nirina Zubir sebagai Hana film JESEDEF menceritakan tentang seorang penulis film, Bagus, yang terlibat cinta dengan objek tulisannya, Hana. Melalui skenario yang ditulisnya, Bagus mencurahkan semua perasaannya kepada Hana yang baru saja ditinggal meninggal orang yang dicintainya.
Kisah cinta yang unik dan penuh kejutan ini memastikan penonton akan terbawa dalam alur cerita yang mendalam. Yang lebih menarik, trailer ini juga menghadirkan lagu-lagu yang indah, seperti Sudut Memori oleh Yura Yunita dan Bercinta Lewat Kaca karya Donne Maula, yang akan menjadi bagian dari soundtrack film ini. “Tentu kami merasa senang bisa berkolaborasi dengan Yandy di film ini. Kalau aku boleh saran ke temen-temen, nonton video clip ‘Bercinta Lewat Kata’ mulai 11 Oktober 2023 sebelum film ini tayang.
Lalu teman-teman bisa melanjutkan nonton video clip ‘Sudut Memori’ yang akan rilis 11 November 2023. Tonton juga film Jatuh Cinta Seperti Di Film-Film. Akan ada pengalaman yang menarik jika nonton ketiganya.”
Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (JESEDEF) ini akan mengusung genre Drama, Komedi, dan Romansa. Disutradarai oleh Yandy Laurens, yang juga bertindak sebagai penulis cerita, film ini menjanjikan pengalaman visual yang unik dengan penggunaan layar hitam putih yang menciptakan nuansa klasik yang memikat. “Alasan kenapa film ini dibuat hitam dan putih, karena dorongan dari pengalaman pribadi saya melihat Mama saya dan hidupnya setelah kehilangan Papa. Hidup yang ia jalani dengan duka itu terlihat seperti kehilangan warna, hitam putih. Hanna sebagai karakter memiliki perasaan yang sama, untuk itu kami ingin menggambarkan apa yang Hanna rasakan lewat visual yang ada di film ini.”
Selain sang sutradara yang sudah dikenal lewat karya-karya luar biasa, film ini juga diproduksi oleh duo produser ternama, Ernest Prakasa dan Suryana Paramita. “Tentu harapan yang utama adalah cerita dalam film ini dapat diterima dan menjadi ruang untuk mengenang mereka yang sudah tidak bisa bersama dengan kita lagi. Untuk kemudian kita bisa bersiap menghadapi hal-hal yang akan datang. Semoga teman-teman yang akan menonton nanti terhibur dan bisa saling menguatkan”