x
Health News

Roche, RS Kanker Dharmais dan Tata Memorial Centre Luluskan 21 Peserta Program Pelatihan NAPAK

Roche, RS Kanker Dharmais dan Tata Memorial Centre Luluskan 21 Peserta Program Pelatihan NAPAK
  • PublishedMay 3, 2024

IndonesianJournal.id, Jakarta – Bertempat di ruang Auditorium Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta Barat. Pada Kamis (2/5), Roche, RS Kanker Dharmais dan Tata Memorial Centre, melakukan proses wisuda untuk 21 peserta angkatan pertama program pelatihan Navigator Pasien Kanker atau yang disingkat NAPAK. Para lulusan dari enam rumah sakit negeri dan satu rumah sakit swasta di Indonesia kini siap menjalankan perannya sebagai NAPAK di rumah sakitnya.

Hal lain yang menggembirakan dari kemitraan ini adalah hadirnya mitra baru dalam menetapkan peran NAPAK. Bergabung dengan perluasan kemitraan, Universitas Gadjah Mada akan menjadi pusat pendidikan berbasis universitas pertama dan Rumah Sakit Sardjito bersama dengan Rumah Sakit Kanker Dharmais akan menjadi pusat pelatihan Navigator Pasien Kanker berbasis rumah sakit pertama di Indonesia.

Dalam sambutannya pada acara wisuda dan penandatanganan nota kesepahaman yang dilaksanakan di Rumah Sakit Kanker Dharmais hari ini, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, “Pelayanan perawatan kanker merupakan salah satu prioritas pemerintah dalam transformasi sistem kesehatan Indonesia. Strategi kami adalah dengan mengoptimalkan penyediaan layanan perawatan kanker di 514 kabupaten/kota di Tanah Air. Hal ini memerlukan kemitraan dan kontribusi dari berbagai pemangku kepentingan, oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi kemitraan yang diprakarsai oleh Roche Indonesia, Rumah Sakit Kanker Dharmais, dan Tata Memorial Centre untuk membangun peran NAPAK dalam sistem pemberian pelayanan kanker di Indonesia. Kami berkomitmen untuk mendukung kemitraan ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengakui peran NAPAK dan inklusinya dalam sistem layanan perawatan kanker nasional di negara ini.”

Dikesempatan yang sama, Direktur Rumah Sakit Kanker Dharmais, Soeko Werdi Nindito, juga menyampaikan suka citanya terhadap kerjasama yang terjalin dengan Roche dan Tata Memorial Centre dalam program ini.”“Selama program pelatihan, kami dapat mengamati bagaimana NAPAK membantu mengarahkan pasien dalam perjalanan pengobatan mereka, yang berdampak pada ketepatan
waktu pemberian layanan. Kami berharap dengan pencapaian awal ini, ditambah dengan lebih banyak bukti kontribusi NAPAK dalam perawatan kanker, akan membuka jalan yang jelas menuju penerapan peran NAPAK di lebih banyak rumah sakit dan pengakuan atas kehadiran mereka di jaringan pusat kanker nasional.”

Seluk-beluk perawatan kanker dan hambatan dalam mengaksesnya sering ditemui sepanjang perjalanan pasien kanker. Di sinilah peran NAPAK dapat bermain, untuk mengarahkan jalannya pengobatan pasien ke depan. Konsep navigasi pasien diperkenalkan oleh Dr. Harold Freeman (1990) di Harlem, AS dan dirancang untuk menghilangkan hambatan untuk mendapatkan skrining, diagnosis, pengobatan dan perawatan paliatif yang tepat waktu. Navigasi pasien didefinisikan sebagai bantuan individual yang ditawarkan kepada pasien, keluarga, dan perawat untuk membantu mengatasi hambatan sistem layanan kesehatan dan memfasilitasi akses tepat waktu terhadap layanan kesehatan dan psikososial berkualitas mulai dari pra-diagnosis hingga semua fase kanker.

Para NAPAK menerima Program Diploma pasca sarjana di bidang navigasi onkologi setelah melakukan pelatihan di Tata Memorial Centre (TMC) dan Tata Institute of Social Sciences (TISS). Dalam satu tahun terakhir, mereka dididik dalam perawatan aspek psikososial oleh TISS sekaligus mengikuti pelatihan aspek klinis dengan TMC.

TMC adalah institusi pertama di dunia yang menawarkan KEVAT – Program Diploma pascasarjana lanjutan selama satu tahun di bidang navigasi onkologi. Di India, peran NAPAK telah terintegrasi dalam sistem layanan rumah sakit mereka. Model pendidikan kolaboratif ini memungkinkan NAPAK belajar melalui model pembelajaran hybrid yang menggabungkan tutorial daring, pelatihan praktik di TMC, dilanjutkan dengan pelatihan praktik di rumah sakit peserta di bawah pengawasan ahli.

Selama masa pendidikan, para NAPAK melewati fase magang dan berinteraksi dan membantu pasien secara langsung – mulai dari pendaftaran, konsultasi, diagnosis, perencanaan, dan mendampingi saat pasien memulai pengobatan. Lebih dari 13.000 kebutuhan pasien ditangani melalui berbagai bagian dari perawatan seperti, manajemen klinis, kebutuhan administrasi, keuangan, dukungan psikososial, rujukan, rehabilitasi dan aksesibilitas sumber daya.

“Kami mengidentifikasi masalah terbesar yang dihadapi pasien kanker di negara berkembang adalah akses terhadap pengobatan berbasis bukti dan kepatuhan terhadap protokol pengobatan. Melihat kondisi ini, kurikulum komprehensif dikembangkan untuk menutup kesenjangan yang dialami oleh pasien. ‘KEVAT’ yang kemudian diciptakan merupakan program paling berhasil dalam memperbaiki kondisi layanan kanker di India. Kami berbagi pengalaman kami dengan Indonesia dan memperluas cakupan KEVAT dengan adanya CPN – Indonesia di bawah payung Departemen Energi Atom, inisiatif kolaborasi internasional Pemerintah India – Vishwam Cancer Care Connect (VCCC), berupaya menuju pengendalian kanker secara global dengan bekerja sama dengan negara lain, terutama negara berpenghasilan rendah dan menengah (LMICs) yang bergulat dengan permasalahan infrastruktur dan sumber daya untuk mengurangi kesenjangan dalam layanan kesehatan”, ujar Dr. Rajendra Badwe, Professor Emeritus & Eks-Direktur Tata Memorial Centre, India.

Memperluas dan Mempertahankan Program NAPAK

Membentuk dampak jangka panjang dan menyediakan sistem pendukung dalam lanskap layanan kesehatan adalah kunci untuk mempertahankan kemitraan ini. Manfaat peran NAPAK yang diprakarsai oleh Roche Indonesia, Rumah Sakit Kanker Dharmais, dan Tata Memorial Centre, telah menarik mitra baru, FK-KMK UGM dan RS Sardjito, yang telah bergabung untuk memperluas kemitraan ini.

“Kami sangat bangga menjadi bagian dalam mengembangkan implementasi NAPAK di Indonesia melalui penambahan kompetensi NAPAK ke dalam kurikulum program magister keperawatan FK-KMK UGM, dan ini merupakan yang pertama kali di Indonesia. Program ini akan kami mulai tahun ajaran 2024,” ujar Ahmad Hamim Sadewa, Wakil Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan FK-KMK UGM. “Ini adalah sebagian dari komitmen kami untuk meningkatkan standar perawatan kanker, yang dapat memberikan hasil pengobatan yang lebih baik.”

Pada kesempatan yang sama, RS Sardjito juga mengumumkan kesiapannya untuk memberikan kesempatan pelatihan langsung bagi calon perawat onkologi, sehingga semakin memperkuat kapasitas bangsa dalam memberikan perawatan khusus kepada pasien kanker. “Kami bangga dapat menjadi rumah sakit pertama yang menyediakan pelatihan NAPAK. Kami percaya bahwa hal ini akan mendukung kami memberikan layanan yang lebih baik kepada pasien dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya rumah sakit dalam jangka panjang. Pada akhirnya, kami percaya bahwa kita hanya bisa melangkah jauh saat kita bersatu dan berjalan bersama,” tutup Nusati Ikawahju, Direktur Sumber Daya Manusia, Pendidikan, dan Penelitian RS Sardjito.

Roche, Tata Memorial Centre, dan Rumah Sakit Kanker Dharmais bersama dengan FK-KMK UGM dan Rumah Sakit Sardjito berharap dapat melanjutkan upaya kolaboratifnya dengan para mitra, profesional kesehatan, dan pemangku kepentingan untuk mendorong inovasi dan meningkatkan hasil kesehatan di Indonesia dan sekitarnya.

 

 

 

 

Written By
Amanda Nasution

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!