Waspadai Gejala Nyeri Ulu Hati Kenali Tanda Kanker Pankreas Sejak Dini
IndonesianJournal.id, Jakarta – Seperti diketahui, Ijers. Bahwa kanker pankreas merupakan salah satu dari 5 kanker dengan tingkat kematian tertinggi di seluruh dunia. Hal ini diperparah dengan angka kematian akibat kanker pankreas yang semakin meningkat setiap tahunnya. Data terakhir pada 2020 di Amerika menunjukkan angka kematian akibat kanker pankreas cukup tinggi dengan kasus baru ditemukan lebih dari 57 ribu. Sembilan puluh persen dari mereka mengalami kematian karena umumnya datang ke dokter dalam keadaan sudah terlambat.
Sementara itu di Indonesia menurut data Globocan 2020, jumlah kasus baru kanker pankreas mencapai 5.781 dengan angka kematian 5.690 jiwa. Hal ini diperkuat oleh pemaparan Prof DR Dr Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, MMB, FINASIM, FACP selaku anggota Dewan Pertimbangan PB IDI dan Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang juga dikenal sebagai internis subspesialis Konsultan Gastroenterologi dan Hepatologi dalam media briefing bertemakan Mengenal Kanker Pankreas yang diadakan secara virtual atau daring yang dihadiri oleh tim Indonesian Journal, pada Jum’at (5/1/2024).
Beliau mengatakan bahwa kanker pankreas adalah pembunuh diam-diam atau silent killer dimana penyakit ini tanpa menunjukkan tanda-tanda atau mengalami gejala, justru sebaliknya dapat menyebabkan berbagai gejala ketika tumor telah berkembang lebih besar dan jauh.
Meski tergolong jarang, tetapi kanker pankreas tidak boleh diremehkan karena tingkat kematiannya sangat tinggi. Prof. Ari memaparkan kita harus mewaspadai jika sering mengeluh nyeri di bagian ulu hati. Jadi wajib bagi kita mengenali betul gejala dari kanker pankreas dengan memeriksakan keluhan tersebut ke dokter agar bisa terdeteksi secara dini.
Bagaimana gejala kanker pankreas, dan bagaimana deteksi dininya?
Prof. Ari mengatakan bahwa gejala kanker pankreas tidak spesifik. “Pada tahap awal, kanker pankreas tidak menunjukkan gejala serius sampai kondisinya berlanjut. Tumor semakin membesar kemudian dia baru merasakan gejala yang signifikan,” ujarnya.
Beliau menerangkan bahwa ketika tumor pankreas semakin besar, bagian lambung terasa terdorong, pasien akan mulai merasa mual, muntah, kadang juga diare. Pada umumnya penderita ini berat badannya ikut menurun. Selanjutnya seringkali terjadi pembengkakan pada kaki, napsu makan pun menurun, cepat merasa lelah, bawaannya selalu lemas,” paparnya.
Faktor-faktor lain yang memperparah kemungkinan terjadinya kanker pankreas di antaranya usia tua (di atas 55 tahun), berjenis kelamin laki-laki, obesitas, memiliki diabetes melitus dan pankreatitis kronis, beberapa perilaku sedentari, seperti mempunyai kebiasaan merokok atau minum-minuman beralkohol, serta menjalani pola makan tinggi lemak (sering mengonsumsi daging merah dan daging olahan). “Oleh sebab itu, harus dikontrol gula darahnya dan menjalani gaya hidup sehat (healthy lifestyle) salah satunya dengan diet seimbang,” saran Prof. Ari Fahrial.
Kanker pankreas bisa diketahui dengan menjalani pemeriksaan atau deteksi dini, seperti tes darah, ultrasonografi (USG), computed tomography (CT) scan, positron emission tomography (PET) scan, dan magnetic resonance imaging (MRI). Bisa juga dengan biopsi (mengambil sampel jaringan pankreas untuk diperiksa).
Jika kesimpulan diagnosa telah jelas dan rampung dianalisa, maka barulah kanker pankreas tersebut bisa dieliminasi dengan beberapa modalitas, seperti tindakan operasi reseksi, radioterapi, kemoterapi, dan terapi kombinasi. Pada saat yang bersamaan, perawatan paliatif bisa diberikan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Jadi sekali lagi jangan abaikan nyeri ulu hati selalu dianggap sebagai sakit mag. Sekali lagi jangan anggap remeh nyeri ulu hati, meski kecil kemungkinannya, jangan-jangan nyeri ulu hati anda ada kaitannya dengan kanker pankreas,” tegas Prof Ari.
Hal yang terpenting untuk dilakukan dan sangat dianjurkan untuk masyarakat yang memiliki sejumlah faktor risiko tersebut memeriksakan dirinya ke dokter dan melakukan medical check up setidaknya setahun sekali untuk mencegah terjadinya penyakit yang lebih parah lagi. (SAM)