x
News

Yuk! Cegah Anak Dari Kebiasaan Merokok

  • PublishedFebruary 10, 2022

Sebuah warung yang terletak di samping sebuah sekolah di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan menjadi warung andalan buat para murid jajan makanan kecil dan minuman kemasan. Di sekitar situ hanya itu warung terdekat dengan jenis jualan yang lumayan lengkap untuk ukuran kios yang kecil di pinggir jalan.

Siang itu, seorang warga yang kebetulan mampir, melihat pemilik warung menjual sebatang rokok pada seorang anak berseragam. Spontan warga ini menegur pemilik warung yang kemudian menjawab , “aku berjualan kesiapa pun yang beli. Kalau ga, dari mana aku bisa makan?”

Merokok menjadi kebiasaan yang tidak terjadi hanya pada kalangan usia dewasa, tapi juga di usia remaja bahkan usia anak. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya prevalensi merokok pada populasi usia 10 18 Tahun yakni sebesar 1,9% pada tahun 2013 (7,2%) dan pada tahun 2018 (9,1%) berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Tentu angka kenaikan ini tidak kecil karena terkait dengan masalah kesehatan yang harus dialami oleh anak remaja tersebut ke depannya. Anak-anak dan remaja di Indonesia perlu terus ditingkatkan kesadarannya tentang dampak bahaya dari penggunaan rokok dan ”Bujukan” rokok.

Pada peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2020, HTTS diperingati setiap 31 Mei, Dinas Kesehatan Surakarta mengangkat tema “Cegah anak dan remaja Indonesia dari “BUJUKAN” rokok” dengan pesan :

  1. Anak – anak dan remaja adalah target utama “bujukan” rokok
  2. Waspada! “bujukan” rokok dapat melakukan berbagai taktik untuk menjerat anak dan remaja sebagai perokok
  3. Rokok terus berinovasi dalam produknya untuk menarik minat kaum muda, misalnya produk tembakau yang dipanaskan
  4. Anak – anak dan remaja perlu dilindungi dari paparan dan pengaruh rokok melalui peraturan yang lebih kuat dan reprehensive
  5. Perokok lebih rentan terinfeksi COVID-19 dan dapat meningkatkan keparahan COVID-19
  6. Berhenti merokok sekarang dan selamanya. Lindungi paru – paru anda

Dinas Kesehatan Surakarta dalam salah satu artikelnya tentang mencegah terpengaruh anak dari bujukan merokok mengungkapkan lebih jauh, bahwa kondisi yang ada ini diperparah dengan kenyataan betapa gampang dan bebasnya akses membeli rokok, apalagi rokok batangan/eceran yang sangat terjangkau bagi anak-anak dan remaja. Munculnya rokok elektronik dengan berbagai varian rasa juga menjadi daya tarik bagi anak muda untuk mengisap rokok.

Kebiasaan merokok meningkatkan risiko dan kerentanan terjangkit COVID-19. Merokok adalah faktor risiko penyakit tidak menular (diabetes, hipertensi, penyakit jantung, kanker) yang merupakan Komorbid Covid-19. Perokok yang terinfeksi COVID-19 dua kali lebih butuh ventilator dan ruang ICU (Vardavas, ConstantineI, and Katerina Niktara, 2020). Rokok merupakan faktor resiko berbagai penyakit Tidak Menular (PTM), termasuk hipertensi dan diabetes yang dapat menjadi komorbid atau penyakit penyerta yang memperparah COVID-19. Dua penyakit ini menjadi penyebab kematian tertinggi pada penderita Covid-19.

Yuk bersama kita ciptakan generasi Indonesia yang sehat dan cerdas dengan melindungi anak-anak dan remaja dari bujukan rokok dan meningkatkan kesadaran mereka tentang taktik bujukan dan bahaya rokok.

Written By
indonesianjournal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!